Orang
merantau pasti mempuyai tujuan tertentu, tujuan itu diantaranya
adalah merantau untuk mencari ilmu, merantau dengan kepentingan
ekonomi, merantau untuk mencari pengalaman dan merantau untuk
berbagai hal lainya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Dalam
suara merantau ini pengarang menceritakan kisah-kisah kehidupannya
dalam bentuk cerita-cerita yang menyenyangkan maupun dalam bentuk
cerita-cerita yang tidak menyenyangkan yang pernah dialami oleh
pengarang, ketika di tanah perantauan.
Menjalani kehidupan di kota besar ternyata tidak semudah yang aku
bayangkan. Pada tahun pertama hidup di perantauan, aku merasakan
betapa kerasnya hidup di kota Bandung, campus STPDN/IPDN Jatinangor.
ya 3 tahun sudah aku lalui di perantauan, dan kurang 1 tahun aku
menempu ilmu, makin membuka mataku akan kerasnya hidup di Bandung
ini.
Dalam
perjalanan hidupku di perantauan, kebahagiaan canda dan tawa selalu
aku rasakan, akan tetapi kesedihan juga pun selalu menyelimuti hidup
ini. suasana dalam keadaanku setiap hari selalu berubah kadang
bahagia, kadang sedih, aku selalu tabah dan kuat dalam
menjalaninya sehari-hari.
Dengan
prinsip hati nuraniku ”MODAL
KEHIDUPANKU ADALAH KEYAKINAN”
aku tetap semangat dalam menjalani hidup keseharian, disaat
hari-hariku selalu di halangi oleh sesuatu yang saya tidak iniginkan,
dalam hatiku selalu berkomitmen pada prinsip hidupku.
Terkadang
jadi seorang perantau itu tidak menyenangkan, biasanya makan 3kali
sehari setelah merantau terkadang hanya makan 2 kali sehari bahkan
tidak makan pun seharian harus ditahan, bukan karena tidak ada
makanan diatas meja makan, tetapi saat aku sudah duduk di meja makan,
dan begitu menunya mewa-mewa, aku tertekan dan mengingat kampung
halanmuku, dari kampung halamnku aki menikmati makanannya yang begitu
sederhana, tapi saat aku rantau di kota Bandung begitu makanan
mewa-mewa yang aku makan, maka itu rasanya sangat sakit harus butuh
kesabaran untuk menghadapi hidup, kadang saya ingin menyerah dan
meninggalkan kota Bandung dan saya selalu sedih di saat mengingat
orang tua di kampung halamanku.
Semuanya
ini jadi sebuah tantangan yang sangat besar dalam hidupku, harus
mempunyai semangat yang tinggi untuk menjalaninya. semakin banyak
pengalaman ,pengetahuan, dan cara bergaul dengan teman, semua itu
jadi motivasi dalam hidupku. Jadi seorang anak perantau itu harus
mempunyai perjuangan dan tetap semangat dan takkan menyerah walau
berbagai tantangan yang harus di hadapi, tapi bertahanlah karena
hidup adalah butuh perjuangan.
Selama
kita hidup didunia ini Tuhan tidak buta, pasti Tuhan selalu hadir
ditengah- tengah anak merantau dan jangan lupa berdoa, karena doa
kita adalah tongkat yang tidak bisa dipatahkan oleh kekuatan iblis
yang mengoda kita selama hidup didunia ini. Selamat, dan semangat
berjuang generasi Papua khususnya MEEUWO, TUHAN selalu bersama
kita. Karya : (Petrus
Pekei/LD)