Jatinangor, 30 Oktober 2015
(LD). Ibu
adalah seseorang yang selalu memperhatikan kita. Dimanapun kita
berada, ibu selalu mendoakan kita agar kita selalu menjadi yang
terbaik. Sejak saat kita dilahirkan, ibu selalu dengan sabar
mengajari kita banyak hal dan berharap anaknya akan sukses kelak di
masa depan nanti. ibu, selalu membimbing kita supaya kita selalu
berada di jalan yang benar.
Tapi
saat ini semakin kita dewasa. Bukannya kita semakin dekat dengan ibu
kita, namun sebaliknya, kita malah menjauhi ibu kita karena kita
selalu beranggapan kita sudah mampu sendiri, kita sudah dewasa, kita
sudah mampu melakukan apapun sendiri. Walaupun sejauh apapun jarak
kita dengan ibu kita, kita masih bisa berhubungan dengan ibu kita
melalui alat komunikasi seperti telepon genggam. Dengan satu pencetan
saja kita dapat mengubungi ibu kita.
Lain
halnya dengan seseorang yang tidak memiliki seorang ibu atau ibunya
telah lama tiada. mereka hanya bisa bersedih ketika memandangi teman
– temannya yang sedang bersama dengan ibu mereka. Mungkin mereka
merasa sedikit menyesal, karena belum sempat membahagiakan ibunya,
belum sempat melihat mereka menjadi orang yang sukses. Saat mereka
jauh , tidak ada yang memeperhatikan mereka selayaknya orang –
orang yang memiliki seorang ibu. saat dia sedang rindu ibunya. mereka
tidak bisa berhubungan dengan alat komunikasi seperti telepon genggam
yang dengan satu pencetan saja, kita dapat mendengar suara ibu kita
melalui telepon tersebut. Karena mereka sudah berbeda alam. Yang
mereka bisa lakukan hanyalah berdoa agar ibunya berada di tempat yang
terbaik disisi ALLAH BAPAK YANG MAHA KUASA.
Dan,
ibu adalah orang pertama yang selalu menghawatirkan kita. Dimanapun
kita berada, ibu selalu menanyakan kabar kita, apakah kita sehat –
sehat saja disana, apakah kita baik – baik saja berada di tempat
yang jauh dari ibu kita ?. mungkin disaat seperti ini adalah saat
menyebalkan untuk kita, karena ibu kita selalu menanyakan kabar kita.
tapi kita berpikir bahwa kita sudah mandiri dan kita tidak perlu
diperhatikan oleh orangtua kita, terutama ibu kita. Seharusnya kita
berpikir dengan konsep mandiri yang kita lakukan. Seharusnya, semakin
tua umur kita, kita tidak semakin ingin mandiri dari orang tua kita,
terutama ibu kita
Kita
tidak akan mungkin selamanya bisa bertemu dengan ibu kita.
Kemungkinan yang paling besar adalah ibu kita akan lebih dahulu pegi
meninggalkan kita. Ibu kita akan pergi meninggalkan kita, sendirian.
Dan jika hal itu terjadi, sangat tidak mungkin untuk kita mendengar
suara menyebalkan mereka kembali. Kita tidak menginginkan suatu
malam, stelah ibu kita pergi, kita melihat telepon dan berpikir,
seandainya kita bisa dengar suara ibu kita sekarang. Dan saat itu
juga kita sangat ingin menghabiskan dengan mendengar ibu kita berkali
– kali menelapon kita dan bertanya “kamu lagi apa ?”.
Berbahagialah
kita yang saat ini masih memikiki seorang ibu, karena kita masih ada
yang memperhatikan kita selalu, kapanpun dan dimanapun kita berada,
jangan pernah sia – siakan ibu kita, buat ibu kita tersenyum dengan
apa yang kita lakukan untuk dia. Kasih sayang seorang ibu adalah
sebuah harga yang mahal yang tidak bisa dibeli oleh apapun yang kita
punya. Karena kasih sanyang untuk kita adalah sepanjang masa.
Secerewet apapun ibu kita, bukan karena ibu kita tidak sayang pada
kita, melainkan ibu kita melakukan hal itu karena ibu sayang pada
kita. Buat ibu kita bangga dengan kehadiran kita di bumi ini. dan
saat ibu kita telah tiada, dia akan selalu berpesan kepada kita agar
kita selu berbuat baik, menjalankan ibadah dengan baik, menjadi orang
yang berguna untuk bangsa dan Negara. Hanya itu saja yang pesan yang
membuatnya bahagia, dia tidak pernah mengaharapkan imbalan apapun
yang sudah dia lakukan untuk kita. Tanpa kita perintahpun, ibu akan
memberikan kita segala yang dia punya yang terbaik untuk kita.
Mungkin
kita saat ini kita berpikir ibu kita berisik, bawel, cerewet. Kata –
kata itu akan menjadi terbalik saat ibu kita telah tiada. Menyesallah
kita yang selalu tidak memperhatikan ibu kita dengan baik. Mungkin
disaat ibu kita telah tiada. Kita akan berpikir bahwa sesungguhnya,
terlalu perhatiannya ibu kita adalah gangguan yang terbaik yang
pernah kita terima.
Sioooo
Noukai “MARTINA MADAI”... pisss
peyaibeuu... mododobaa nauwinaa, agoo iyeeyagoo napai, amaanaimai,
uwoonanii, akiyaa noyaa agiyoudoo kodoo aniyaa pipimatoo naii..
UGATAME noukaikouu nadoutouu...
Saya
membuat sebuah artikel tersebut diatas karena kesedian itu selalu
hadir dalam diri seseorang... karya (PetuCs/LD)