HIDUP PENUH PERJUANGAN.
Foto: dok/Vinsen K./LM
Saya sangat merasa bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan memberikan saya nafas dan anugrah melalui kedua orang tuaku, ayah dari Gervasus kotouki dan ibu Martina Iyai yang tersayang selalu dibuah hatiku, mempunyai berjumlah 14 bersaudara dan saya sebagai anak yang ke12.
Tuhan yang maha pencipta melihat kebumi mungkin dimatanya ada lagi yang perlu terisi disuatu bagian dibagian yang masih terpolos, maka dari itu Tuhan menitipkan nyawahku didaerah papua terkhusus kabupaten dogiyai kecamatan Mapia tengah didesa Timeepa (Toutopa).
Sesuai dengan rencana Tuhan nyawah dan talentahnya telah Turungkan dikandungnya ibuku Martina Iyai agar akan terlaksana sesuai apa yang Ia direncanakannya, kemudian tiba saatnya ibuku hamil dan dilahirkan saya dari kandungannya, kedua orang tuaku menamakan saya adalah VINCENSIUS FRANSISKUS PITIDIPO WOUBAIBY KOTOUKI.
Kedua orang tuaku mempiarahi, memandikan, memberi ASI, menemaniku, sampai saya bisa masuk sekolah. Saat aku mengenal sekolah orang tuaku tidak pernah membiarkan begitu saja, namun disiplin, dimanja, dibina dan memberi nasihat dan dorongan yang positip dalam kehidupan untuk memperjuangan impian masa depanku.
Bersyukur pertama kali saya mengenal didunia pendidikan a b c dan 1 2 di SD St.Maria Timeepa selama 6 tahun bisa selesaikan dengan lancar, sehat, semangat, rajing bahkan mampu membawa juara yang mengenangkan dalam hatiku dan hati kedua orang tua.
Kemudian dari situ saya harus berpisah dengan kedua orang tuaku untuk keperjuankan impian masa depan dan demi mencari ilmu di SMP St.Fransiskus asisi Moanemani, selama saya menjalani pendidikan SMP bisa dan masih mampu menyelesaikan dengan sehat tanpa ganguan apapun, pada hal banyak tantangan, tapi Tuhan selalu bersama saya.
setelah tamat SMP masih ingin melanjutkan pendidikan SMA YPK diaspora jayapura. Demikian pula selama SMA masih bisa dan mampu menyelesaikan dengan tanpa kendala apapun. Setelah tamat SMA, saya ingin sekali melanjutkan pendidikan tetapi saya berpikir kedua kalinya karena saya ini, keluarga yang ekonominya minim.
Waktu itu saya mempunyai bercita- cita ingin melanjutkan kuliah di STPDN/IPDN tetapi saya pernah dengar-dengar isu - isu dari kata orang bahwa jikalau orang yang kuliah di STPDN/IPDN itu hanya anak-anak orang pejabat dan orang yang punya uang banyak, maka itu saya tidak terlalu focus dibagian itu karena saya mengingat kembali orang tuaku memang ekonominya minim.
Setelah saya dengar hasil kelulusan SMA, saya pergi kembali ke tanah kelahiran kediaman kekampung halaman untuk bertanya sama ayah dan ibuku, lalu saya bertanya sama ayahku bahwa bapa, saya mau ikut tes IPDN, tetapi ayahku bilang kuliah IPDN itu hanya orang yang punya uang banyak saja yang bisa kuliah jadi masuk kuliah pendidikan keguruan saja.
Setelah itu saya kembali ke kaka dan ipar saya untuk mau bilang bahwa ingin ikut tes ipdn, kaka-kaka saya pun tidak setuju karena mengingat ekonominya, tetapi karena kehendak rencana Tuhan ipar saya bilang Vincen punya cita-cita jangn pernah diukur dengan ekonominya lemah dan tidaknya tetapi punya bercita-cita kecil atau besar bagimana pun harus mencoba dulu, jangan pernah berkata saya tidak bisa dan saya tidak mampu namun penting untuk mencoba lebih dulu.
Puji Tuhan hari yang begitu indah, saya merenungkan kegiatan tersebut yang saya melaksanakan hari yang sebelumnya. Ternyata saya mengingat kembali apa yang aku inginkan, hari itu juga saya keluar dari rumahnya untuk melengkapi persyaratan-persyatratan ikut tes STPDN/IPDN yang mereka umumkan lewat RRI (Radio Republik indonesi) nabire.
Tiga hari kemudian saya naik ke ibu kota kabupaten Dogiyai Moanemani untuk mendaftar diri sebagai calon peserta IPDN di kantor BKD Dogiyai, ternyata saya sebagai orang yang terakhir dan sehari lagi mau tutup penerimaan pendaftarannya.
Setelah satu minggu kemudian saya turung kekota Nabire, untuk mengikuti tes IPDN secara serempak yang berlansung tingkat kabupaten, karena peserta tes IPDN digabungkan beberapa kabupaten secara serempak yakni : Kabupaten Nabire kota, Dogiyai, Deiyai, Paniyai dan Intan jaya semuanya tes di Nabire, tempatnya SMAN 1 (yapis) nabire. Jadwal rutingnya adalah PSIKOLOGI.
Beberapa minggu kemudian untuk mendengar hasil tes TKD dan PSIKOLOGI, Puji Tuhan, saya ikut tes IPDN tidak sia-sia hasilnya pun cukup lumayang. Kami dari Kabupaten Dogiyai hanya 10 orang peserta yang dapat lulus dari jumlah 15 peserta tes. Tiga hari kemudian saya bersama teman-teman menuju kejayapura untuk mengikuti tes IPDN yang tingkat Provinsi.
Jadwal ruting yang panitia Provinsi mereka muat dalam buku panduan adalah sebagai berikut.
1. Tes kesehatan
2. Tes smapta
3. Tes akademik
4. Tes pantukhir
Setelah itu kami menunggu hasil tes tersebut sekitar 3 minggu lebih lamanya, kemudian suatu hari pagi telah tiba awan pagi pun cerah, gilang- gemilang untuk membawa kabar suatu kesuksesan yang hasil berupaya sebelumnya, sebab itu dari antara 10 orang peserta tes hanya 2 orang peserta yang dapat lulus.
Puji Tuhan hatiku sangat bersuka cita ketika mendengar dipanggil namaku sebagai orang yang sukses salah satunya dari 2 orang peserta tes tersebut melalui siarang lansung RRI(radio republic Indonesia). Dinyatakan sebagai praja IPDN yang sah, Ketika saat itulah muncul rasa kesadaranku dan bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan sambil mencucurkan air mata dari air mata bahagia karena saya adalah satu-satunya dari keluarga yang ekonominya terbatas.
Hatiku tersadar dan terbisik bahwa memang sebenarnya orang yang kuliah di STPDN/IPDN itu tidak seharusnya orang yang kaya dan orang yang punya uang banyak namun anak orang petani pun bisa bahkan salah satunya saya sendiri pun bisa. amin, amin,dan amin_ puji Tuhan.
Nama-nama yang lulus sebagai peserta IPDN angkatan XXIV dari kabupaten Dogiyai adalah sebagai terlampir berikut : Vincensius Kotouki dan Dominikus Boga.
Setelah 2 hari kemudian, nama-nama yang terlampir tersebut diatas menuju ke kota Bandung, Jatinangor- Sumedang, Jawa Barat, tanpa pendamping dan tanpa bantuan apapun dari pemda Dogiyai. Setelah sampai ke Jatinangor Dua hari istrahat di wisma bengawan solo (bensol) jatinangor, hari esoknya masuk ke kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), kami setelah berada didepan kampus pintu gerbangnya, belanja semua perlengkapan yang akan pakai didalam kampus, sementara berbelanja itu ada bapa Ofir Yobe dia yang datang untuk antar kami masuk kedalam kampus karena dia pegawai BKD kabupaten Dogiyai saat itu. Dialah yang bertanggung jawab sebagai salah satu orang pemda Dogiyai . Lalu kami masuk setelah melewati pintu gerbang itu sudah mengesuaikan dengan peraturan lembaga yang telah ditetapkannya, sebab itu perlengkapan yang sudah belanja itu sudah termuat dalam kofor besar dan tas multi yang besar, barang sebanyak itu harus diwajibkan pegang ditangan bagian kiri, tidak bisa dipikul dan tidak bisa ditarik kalau kofor dan juga tidak bisa istrahat berdiri sedetik pun mulai pintu masuk sampai asrama alias (wisma IPDN) jaraknya 1km lebih.
Setetelah bapa Ofir Yobe antar sampai kedalam kampus dikantor pengasuhan dan tanda tangan sebagai bukti utusan dari pemda Kabupaten Dogiyai, kemudian itu berpisah sama bapa Ofir Yobe dia, lalu saya beserta rekan saya Dominikus Boga sudah bisa masuk asrama yang disebut (wisma) IPDN, disana ketemu dengan rekan-rekan praja IPDN yang dari berbagai macam suku dan etnis dan dari seluruh pelosok Nusantara Indonesia.
Selama saya menyenam pendidikan lembaga Manglayang Instutut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), begitu disiplin yang kuat seperti sebelumnya saya dengar dari kata orang bahwa IPDN peraturannya sangat ketat dan tegas memang sudah terbukti benar, namun saya ikuti aturan tersebut dengan semangat.
Hari demi hari, dan waktu demi waktu telah lalui semua kegiatannya, baik berat maupun ringan, sesuai dengan rencana Tuhan saya sudah bisa naik smester III (3) jatuh pada tanggal 18 bulan juli tahun 2014 skalian pengumuman cuti lebarang dari lembaga IPDN jatinangor.
Cuti lebaran saya bisa pulang kedaerah untuk berlibur bersama keluarga dikampung halaman-Papua. Sebelumnya orang tua saya yang lebih saya sayangi adalah mama saya yang telah melahirkan saya tetapi mamaku telah dipanggil oleh Tuhan lebih tempo dulu 2 minggu sebelum saya ikut tes IPDN maka itu saya hanya bisa ketemu bersama ayahku, lansung berpelukan sambil menangis.
Pesan ayahku,….anak, selamat kuliah disana ikuti aturan kampus dengan baik, jadikanlah anak yang dengar-dengaran disana, jangan melawan sama pengasuh atau atasan disana, karena masa depanmu ada ditangan anak sendiri.
Yang kedua, anak , ketika semakin besar pohon yang sedang tumbuh diatas gunung itu angin besar dari mana-mana datang tiup melampiasi hanya dipohong tersebut itu saja untuk merobohkan pohong itu maka itu bikin akar-akar yang kuat agar tetap teguh dan kuat diatas gunung, artinya anak, orang yang hanya satu-satunya berpendidikan tinggi dari kekurangannya itu pasti ada ribuan cobaan, ganguan dan kejahatan yang akan menimpa anak jadi kuatkanlah dirimu, hatimu dan imanmu agar semua cobaan, gangguan yang mendekat dengan anak bisa akan melewatinya dengan baik ya anak. Ujar ayahku
saya merasa sangat berdosa dan merasa bertanggung jawab dihadapan Tuhan karena saya masih belum membalas kebaikan baik dari ibuku, dia menyusuiku 9 bulan dalam kandungannya, dia melahirkan saya dengan rasa sakitnya yang luar biasa, dia beri saya ASI, dia selalu merawat saya, sampai saya jadi besar, namun mamaku telah dipanggil oleh Tuhan lebih tempo dulu, Karena sebelum ibu saya dimakan longsor saya pernah berjanji sama ibuku bahwa mama, saya mempunyai cita-cita mau jadi seorang camat jadi kalau nanti setelah saya selesai pendidikannya dan setelah saya ditugaskan disuatu daerah gaji bulan pertama yang saya terima itu saya harus ajak mama ikut kekantor lalu harus mama yang ambil buat gaji satu bulan punya begitu lalu hati sayapun sedikit puas Karen sudah terbayar sebagian dari kebaikan mama kepada saya setelah mama dengar perkataan saya demikian mama pun menangis,. I love you my mother forever.
Orang merantau pasti mempunyai tujuan dan maksud yang tertentu, tujuan itu diantaranya adalah, merantau untuk mencari ilmu, merantau dengan kepentingan ekonomi, merantau untuk mencari pengalaman dan merantau untuk berbagai hal lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan kata demi kata.
Salam juang TUHAN BERSAMA KITA.
Penulis : Vinsensius Kotouki/ LM.
Editor: Petu.