Jayapura: Sebagai
tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 nanti, pemerintah daerah
Provinsi Papua berencana mempresentasikan jumlah dana yang dibutuhkan
dalam penyelenggaran ajang kompetisi olahraga empat tahunan di Indonesia
ini.
"Kami akan ajukan proposal dan sekaligus presentasikan ke
Bappenas. Ini untuk mengetahui secara riil dana penyelenggaran PON 2020
nanti di Papua yang bersumber dari APBN," kata Wakil Gubernur Papua,
Klemen Tinal, Jumat, 10 Juli 2015.
Menurut Klemen, proposal dan
sekaligus presentasi sebenarnya untuk menindaklanjuti keinginan Presiden
RI Joko Widodo (Jokowi) yang ingin membantu penyelenggaraan PON 2020 di
Papua dengan mengalokasikan dana dari APBN.
"Proposal ini
menjawab pidato presiden saat peletakkan batu pertama dalam pembangunan
stadion olahraga di Kabupaten Jayapura, saat berkunjung ke Papua waktu
lalu. Saat itu, pak presiden tanya berapa dana PON dibutuhkan dan berapa
persentase yang akan dibantu pemerintah pusat dari APBN," jelas Klemen
memberi alasan.
Menurut Klemen, pemerintah Provinsi Papua meminta
persentase dana APBN untuk membangun kelengkapan PON sebesar 80 persen.
"Ini yang akan dimasukkan dalam rencana pembangunan jangka menengah
(RPJM) Bappenas. Sehingga diharapkan dalam batang tubuh APBN dan APBD
tahun 2016 sudah akan terlihat jelas," kata Klemen.
Sedangkan
mengenai persiapan Provinsi Papua sebagai tuan rumah PON 2020, menurut
Klemen, hal itu sudah berjalan dengan baik. "Persiapan seperti
pembangunan venue, terutama di Timika sudah berjalan, bahkan akhir tahun
ini, ada dua venue sudah bisa diresmikan," jelas Klemen.
Sekretaris
Umum KONI Provinsi Papua Yusuf Yambe Yabdi mengatakan, kebutuhan dana
untuk penyelenggaraan PON 2020 diestimasikan sekitar Rp10,5 triliun.
"Sehingga jika dana PON 2020 ini dimasukkan dalam RPJM Bapennas, maka
yang bersumber dari APBN sebesar Rp8,4 triliun," kata Yusuf, Jumat, 10
Juli 2015.
Saat ini, kata Yusuf, proposal yang akan diajukan dan
dipresentasikan ke Bappenas sudah dalam penyusunan dan akan disiapkan.
"Proposal ini merujuk pada perencanaan yang sudah disiapkan, dan bukan
angka kira-kira. Karena ini bukan usulan, tapi menjawab permintaan
presiden," kata Yusuf.
Menurut Yusuf, PON 2020 di Papua akan
terselenggara baik, jika pemerintah pusat memberikan perhatian serius.
"Kami optimis, PON 2020 akan sukses jika pemerintah pusat membantu
dengan mengulurkan dana APBN. Kami juga mohon dukungan masyarakat agar
penyelenggaraan PON 2020 di Papua sukses nantinya," kata Yusuf.
Ketua
Fraksi Hanura di DPRP, Yan Permenas Mandenas mengingatkan kepada para
penyelenggara PON Papua 2020 untuk bekerja dengan baik, jujur dan
terbuka. Sebab gelontoran dana yang besar dalam penyelenggarannya ini
diharapkan tidak menjadi jeratan hukum bagi pengelolanya, terutama dalam
pembangunan fasilitas dan infrastruktur PON 2020.
"Masyarakat
Papua tak ingin menjadi tuan rumah penyelenggaraan PON, tapi akhirnya
menimbulkan masalah hukum. Kami tak ingin habis PON, banyak pejabat
Papua ditangkap akibat salah mengelola dana pembangunan dan
penyelenggaraan PON, karena untuk kepentingan pribadi atau kelompok,"
kata Yan, Jumat, 10 Juli 2015.
Menurut Yan, pihaknya juga melihat
persiapan PON 2020 di Papua ini belum ada perkembangan. "Hingga kini
pembangunan sarana dan prasarananya belum ada. Malah saat ini KONI Papua
hanya sibuk persiapkan atlet menghadapi PON 2016 di Jawa Barat. Bahkan
anggaran dari APBD baru disimpang Rp 200 miliar, padahal minimal Rp 1
triliun," katanya. klik disini.