(LD). Mee
adalah satu suku dari 250-an Suku yang ada di wilayah Papua, Suku Mee, mendiami
di wilayah Meepago dari 7 (tujuh) wilayah adat di tanah Papua, dalam kehidupan
suku Mee terikat dengan nilai-nilai budaya yang berbau rohani, saling memberi
dan menerima, menhargai, dalamnya tidak ada sifat membedakan satu suku dan suku
lain. dulu orang tua Mee dikenal dengan istilah "AKIYAA AGIYOKOO AKIYAA,
OKAIYAA AGIYOKOO AKIYAA" dallam bahasa indonesia disebut "ko punya
barang ko punya, dia punya barang dia punya". Begitu juga sama hal dengan
persoalan lahan "akiiyaa makii bobogokoo, akiyaa, okaiyaa makii okogokoo,
okaiya" jadi didalamnya tidak ada unsur saling menjajah, merebut dan dapat
mentaati aturan yang diwariskan oleh leluhur suku Mee, selain itu dalam
kehidupan suku mee, dilarang saling berzinah, mencuri, membunuh, dan lain-lain.
Suku
Mee dikenal dengan bercocok tanam atau
biasa disebut “bertani” misalnya, ubi
jalar, talas, sayur-mayur, tebu, dan buah-buahan. semua ini menjadi tradisi dan faktor penentu
dalam kehidupan Suku Mee pada zaman
dulu, namun , kebiasaan itu bergeser ke zaman modern, sehingga
"Notaa" diganti "beras", dan "Notakauu, idayaa,
iguboo", diganti
"supermie" semua ini fakta saat ini yang ada didepan mata suku Mee
Ada
sedikit pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan sebagai tolak ukur dan bahan
analisis agar pemahaman kita dapat tertuju pada tujuan pokok penulisan judul
opini, yaitu:
1.
Mengapa suku Mee sekarang jarang
melakukan pesta budaya suku mee “yuwo” yang pada masa-masa lalu ini merupakan
kegiatan tradisi suku Mee?
2.
mengapa orang Mee sekarang tidak kenal daerah-daerah yang dikeramatkan
oleh leluhur/orang tua untuk terus dilindungi tetapi yang terjadi adalah
dibongkar untuk membuat kebun, rumah dan atau kandang ternak?
3.
Mengapa orang Mee sekarang tidak lagi memegang dan atau menyimpan
benda-benda mistik atau jimat?; yang dulunya oleh leluhur kita menggunakan itu
untuk mengatur dan mempertahankan hidup yang baik.
4.
Mengapa Suku Mee (Yame dan Yagamo)
dulu beda dengn sekarang, dimana mereka dapat anak lebih dari sepuluh (10),
namun zaman sekarang usia produktif tapi
menjadi mandul (tidak mendapatkan
keturunan)?
5.
Mengapa Suku Mee sekarang jarang menanam "bobee" (buah labu)
yang dijadikan untuk "koteka",
dan " MeeTawaa" yang diolah menjadi (rokok) tradisional? Padahal,
kedua tumbuhan ini kebutuhan utama oleh
kaum lelaki zaman dulu.
sejumlah pertanyaan di atas ini, tamparan
keras kepada suku Mee yang saat ini sudah bergeser jauh dari tradisi dulu,
pertanyaan diatas itu juga menjadi
tantangan bagi suku mee, baik tua maupun muda menjadi tanggung jawab bersama
untuk merespon perubahan kebiasan lama yang diwarnai dengan kebiasaan baru,
yaitu "arus modernisasi" diharapkan
segerah mencari solusi dengan cara melakukan kajian dalam rangkah mencari letak kesalahan,
kemudian bisa memberi nilai positif demi perubahan atas masalah-masalah yang
mengancam eksistensi tradisi Suku Mee itu sndiri.
Hal
yang perluh diketahui bahwa ada beberapa
unsur budaya suku Mee yang mengalami perubahan maupun perkembangan yang drastis
adalah unsur budaya pemerintahan(tonawi, meibo), unsur kepercayaan (kegoo,
yakegataii bagee), unsur berpakaian (koteka, Moge) dan unsur ekonomi (Mege).
Suku Mee memiliki banyak tradisi dan upacara
adat, beberapa upacara adat yang dipunyai atara lain adalah
1. Yuwo (pesta emas), gold party
2. Kamutaii
3. Ipuwee witogai
4. Wodauwaga wati membatasi kelakuaan atau
dosa dari kakek
5. Ebaa mukai pengumpulan dana
6. Gaupee untuk pemberian nama kepada
laki-laki dewasa
7. Kaboduwai untuk membatasi suatu penyakit
yang melanda suatu marga
8. Owoupuwe witogai karena kelaparan..
9. Madou kamu pituwoo 7 hr 7 malam harus di
rumah
Suku
Mee memiliki banyak tradisi dan upaca adat, beberapa upacara adat yang saya
tulis, tapi disini saya ingin jelaskan pegertian tentang YUWO (pesta emas atas
pesta puncak) sebagai berikut.
Yuwo,
adalah salah satu pasar babi atau pasar adat yang diadakan di kalangan Meepago.
Yuwo menurut salah seorang tokoh adat SIMON PEKEI, yang biasa disebut (Abaibii
pekei) dari kampung kigou (Bokowa) yaitu pesta adat adalah untuk mencari dana
atau pusat pencarian dana; beberapa fungsi yuwo . ada dua makna Yuwo adalah
Yuwo dulu dan Yuwo sekarang.
Yuwo
yang diadakan oleh orang tua dulu, hanya untuk saling mengenal satu sama lain,
saling membangun kekerabatan, dan saling membangun jaringan dan juga Mencari
jaringan marga dari nenek moyang dahulunya. Yuwo yang diadakan oleh orang Mee
sekarang, tidak hanya skedar jual beli babi semata, tapi pesta yuwo
seharusnya menunjukan eksistensi
nilai-nilai budaya yang biasa diterapkan oleh orang tua dulu, tapi kenyataan
sekarang melencen dari makna pesta yuwo yang sebenarnya.
Yuwo
memiliki pernama penting dalam perkembangan suatu daerah dengan keunikan
tersebut yang dimilikinya maka disini yuwo. Sesuai dengan fungsi yuwo sebagai
penentu temperature ekonomi maka beberapa hal yang dilaksanakan dalam yuwo
dalam bentuk kegiatan transaksi jual beli adalah.
1. Komuditi yang dijual
ü Babi
(ekina)
ü Petatas
(notaa)
ü tebu
(etoo)
ü Yatuu.
ü Kulit
kayu (bebi)
ü Daun
pandang (koboyee)
ü Busur
dan anak-panah (ukaa mapegaa)
2. Prosesi berjalanya yuwo
Perencenaan
adalah suatu rapat tradisional yang dilakukan oleh komunitas diasuatu kampung
dengan topic pembicaaan adalah bagaimana yuwo tersebut dapat kita mabil dan
diadakan di wilayahnya. Dengan hal ini mengecek kesiapan masyarakat setempat
untuk mengambil yuwo (yuwo moti) artinya keputusan mengambil yuwo
Sesudah
perencanaan matang dimana ditputuskan untuk mengambil yuwo sudah di sahkan
untuk melakukana cara tersebut maka selanjutnya adalah penembangan pohon ange
adalah untuk mengambil yuwo dengan membunuh satu ekor babi dan dikhususkan
untuk laki-laki. Pada acara penembangan onage ini ada satu larangan yaitu kayu
onage yang di tebang pertama tidak boleh terkena atau sentuh tanah dan onage
tersebut di letakan di atas keyage (para-para).ada beberap hal yang di
perhatikan adalah
• Jika sejalan dengan penebangan pohon
onage jika ada sekor burung nuri lewar disitu maka akan terjadi malapapetaka
yaitu orang yang menebang pohon tersebut akan meninggal.
• jika ada seekor burung wogiyo maka
istri dari orang yang menebang pohon tersebut akan meninggal.
• Ada beberpa hal yang menguntungkan
ditu sewaktu penebangan pohon adalah jika terdapat banyak sarang semut atau
kutu busuk maka akan banyak mendapat rejeki pada pesta tersebut.
• Pengambilan kayu rumah yuwo (yuwo owa)
Beberapa
kayu diambil untuk pembuatan yuwo owa adalah :
• Onage untuk alas bawah
• Sebagai pemeleh luah adalh pohon obay
• Sebagai ibu tiang adalah katu besi
(kayu digi atau amo)
Pada
bagian pondasi pohon yang sudah di tujukan untuk pembuatan pondasi harus
langsung di tanam dan jika pembuatan rumah tersebut di mulai maka harus
diselesaikan dalam sehari rampun. Sesudah pembuatan yuwo owa tersebut yang
boleh masuk pada malam itu adalah hanya laki-laki yang di perbolehkan untuk
menginap pada malam pertama rumah tersebut telah jadi. pada malamnya nanti di
iringi dengan lagu daerah dan orang yang datang dari daerah lain boleh tinggal
di daerah tersebut beberapa hal yang penting adalah para tamu yang datang untuk
bertamu tersebut harus di berikan makan oleh orang-orang di kampung dimana
terselenggaranya acara tersebut. karya (PetuCs/LD)