“Segala sesuatu menjadi nyata, asal kita percaya Janji TUHAN, awalnya tidak sangkah, akan menjadi pengasuh di kampus Institute Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), namun Kasih Tuhan itu selalu ada. saya pegang janjiNya, terbukti NamaKu disebut”
sepenggal kalimat yang dilontarkan Elsin Pekey, Perempuan papua, Asal Suku Mee, yang dinyatakan menjadi pengasuh Wanita praja IPDN, setelah wisuda dari IPDN yang di kukuhkan Presiden Jokowi di kampus Djatinangor, Bandung, jawa barat, pada 14 Juli 2015,
Elsin Pekey, disebut-sebut namanya, karena pihak IPDN menganggap dirinya layak menjadi pengasuh wanita praja IPDN, siapa yang tidak bangga, Anak kedua dari pasangan Ora Ukago dan Yuli Pekey (almarhum) ini kemudian dijinkan lanjut pasca sarjana di kampus tersebut,
Benar apa kata orang “Didoa Ibu, Namaku Disebut” Jelas Elsin, sejak ayah meninggal dunia pada saat, SMA kelas 1 Tahun 2008, ibu relahkan dirinya banting tulang membiayai sekolah hingga selesai tahun 2011 masuk IPDN, semua pengorbanan Ibu, tidak sia-sia karena sudah selesai kuliah bahkan di angkat jadi pengasuh dan juga bisa lanjut S2, katanya,
Keberhasilan ini, suatu kebanggan terutama untuk tua orang tua, dimana orang tua selalu doakan supaya anaknya berhasil, apalagi ibu saya petani, ayahku meninggal dunia, namun Tuhan selalu menolong dan menyertai sehingga, pada akhirnya bisa menyesaikan kuliah dengan status pegawai negeri, kata Elsin dihadapan rekan wisudawan,
tidak pernah bayangkan, akan lanjut kuliah di IPDN, sejak masuk SMP saya bercita-cita menjadi dokter, pada saat SMU ambil jurusan Biologi, tapi tidak kuliah di kedokteran, karena biaya kuliahnya mahal, apalagi orang tua masih petani, bagimana biayainya, itu sebabnya saya ikut tes masuk IPDN, setelah melalui beberapa tahap,Tahun 2011 dinyatakan lolos dari Kabupaten Dogiyai,
Perempuan Kelahiran Waghete, Tahun 1994 ini, sejak duduk di bangku SD, sering pinda-pindah sekolah, mulai dari SD Negeri 2 Nabire, pindah ke SD Yppk Diyai, tamat dari SD YPPGI, Onago,dengan peringkat terbaik sekabupaten Paniai Tahun 2005, lanjut SMP Taber Nakel Nabire,
setelah tiga Tahun berlalu, pada tahun 2008 masuk SMU Taber Nakel Nabire Papua, banyak kisah lalui bersama teman-teman, pada tahun 2011 tes IPDN, setelah dengar hasil dinyatakan lolos, bulan oktober 2011 datang ke bandung, lanjut kuliah di Kampus IPDN, Djatinangor,selama kuliah kami dibekali dengan berbagai materi, sikap dan perilaku kami dibentuk sebagai abdi negara di tengah masyarakat,
hanya setahun dikampus IPDN Djatinagor, Bandung,selanjutnya pada tahun 2012 dipindahkan ke kampus IPDN Makassar, selama beberapa Tahun disana, banyak pengalaman jalani, diantarnya gabung dalam paduan suara dikampus,pernah juga dipercaya oleh teman-teman menjadi kepalah wilayah wanita praja, pada saat kompetisi putri regional IPDN Makassar, saya masuk nominasi purnama paforit,
selanjutnya dilakukan rotasi kampus, pada tahun 2014 kembali ke kampus IPDN Djatinangor Bandung, untuk menyelesaikan kuliah tahap akhir seperti,peraktek kerja lapangan (PKL), penelitian (pengajuan proposal) skiripsi (ujian komprehenship), tahapan demi tahapan dilalui, tepat tanggal 14 july 2015 bukan lagi disebut mahasiswa tapi alumni IPDN, karena telah dilakukan wisuda yang dikukuhkan oleh Presiden Republik Indonesia, Ir.Joko Widodo,
setelah wisuda tidak berhenti disitu, pihak kampus IPDN, menyatakan layak lanjut kuliha pasca sarjan, dengar kabar itu, bukan hanya dirinya saja, orang tuanya ikut merasa bangga, tidak semua selesai dari ipdn bisa lanjut kuliah s2, selain penilaian dari kampus, sikap dan prilaku serta kedisplinan pribadi selama di kampus menjadi tolak ukur, tutur Elsin pekey,semua itu boleh terjadi bukan karena saya tapi pertolongan Tuhan dalam perjuangan,
status purna praja sudah berakahir, lanjut Elsin,sekarang selain kerja di pengasuhan praja wanita di IPDN, juga lanjut kuliah magister dengan dispilin ilmu pemeberdayaan masyarakat, harapan dia, selesai kuliah S2, kembalik ke papua akan menjadi figur ditengah masyarakat, sekalian melakukan perubahan terhadap masyarakat papua, dimana ada mitos bahwa kehidupan masyarakat papua tergantung kepada pemerintah,
saya akan pulang ke papua menjadi pemimpin dan merubah mitos itu artinyamasyarakat papua bukan dibentuk sebagai konsumtif tapi masyarakat dibekali menjadi pelaku-pelaku dalam pembangunan terutama pemberdayaan masyarakat,katanya waktu itu di Djatinangor Bandung,jawa barat,(Penulis: MethuCs)