Bertempat di Aula, STIE Gema Widya Bangsa,(GWB), Kabupaten Jatinangor,Bandung,jawa barat, hari sabtu
17 Oktober 2015.Salmon Keiya telah kukuhkan menjadi sarjana Muda bidang Ekonomi, wisuda bukan berarti akhir dari tujuan tapi masih ada perjuangan selanjutnya berdasarkan ilmu pengathuan yang dapat waktu masihi belajar atau saat mahasiswa,
Teimakasih Tuhan, atas kekuatan dan pertolongan-Mu,
maka hari Sabtu tanggal 17 oktober 2015
kini hari akhirnya saya diwisuda, dan terimakasih juga kepada kedua orang tuaku
yang selalu mengelurkan keringat untuk mencari nafkah hidupku. Setelah 4 tahun berjuang
menyenam ilmu di kampus STIE GEMA WIDYA BANGSA
dengan Jurusan AKUTANSI. Rasa senang
dan bangga ketika Bapak ketua I, Drs.
DEDEN MASTAKA EKAPRAJA, M.M dan Bapak ketua II, EDIH A. HAMID, SE.,M.M., Ak.,
CA,
menyerahkan ijazah, diteruskan Bapak Ketua Prodi, DUDI SUDIRMAN, SE,M.M
mengalungkan kalung lambang kebesaran yang secara simbol bahwa telah
diwisudannya saudaraku SALMON KEIYA dan
berhak menyandang gelar SE (Sarjana Ekonomi). Keluarganya tak datang karena biaya yang begitu cukup
lumayang (kecuali Bapak, mama Piarah, dan kakanya yang bisa hadir untuk
menyaksikan acara wisuda. Kami pun sempat berfoto-foto ramee, karena salmo
adalah satu-satunya orang tua wali kami yang selalu dan selalu mengawasi kami
selama pendidikan di kampus kami.
Selama saya menempuh pendidikan di kampus STIE GEMA
WIDYA BANGSA, Bapak EDWIN KARIM, SE dan Ibu
SRI HARTATI SE.M.si, sebagai orang tua wali penganti orang tua kandung ditanah
merantau.
Patualan hidup saya, adalah ketika mama dilahirkan
saya sampai SMP kelas !, saya bersama-sama keluarga kandung. Ketika saya kelas
II SNP aku bersama-sama tidur bangung dengan Bapak piarah THOMAS DOGOMO, S.pd, sebagai
orang tua kandung. Saya belum pernah injak kerumah orang tua kandung sampai
saat ini. Saya sangat sedih dan kesedian itu mengores hatiku, karena sekalipun
belum pernah natalan sama-sama dengan orang tua kandungku. Saya janji, natal besok
ini, situasi bagaimanapun saya harus natalan bersama-sama dengan keluargaku; Dengan
prinsip hati nuraniku ”MODAL KEHIDUPANKU ADALAH KEYAKINAN”
aku tetap semangat dalam menjalani hidup
keseharian, disaat hari-hariku selalu di halangi oleh sesuatu yang saya tidak
iniginkan, dalam hatiku selalu berkomitmen pada prinsip hidupku.Kata salmon.
Salmon waee, AKII
adalah satu-satunya orang tua wali Meeyoka
yang sedang menyenam pendidikan di kampus IPDN. Ini harinya momen indah bagimu,
jadi kebaikanmu yang selama ini akii buat pada kami, kami ini manusia biasa
jadi semuanya itu kami serakan kepada Yang Maha Kuasa, karena dialah segalanya
bagi umat manusia. Selamat sukses dan kaka, dan orang tua kami. Kata PetuCs.
Pastinya kita semua sudah tahu bahwa wisuda
hanyalah merupakan pelepasan secara resmi mahasiswa/i oleh universitas/sekolah
tinggi, ia hanyalah merupakan simbolik bahwa sorang mahasiswa/i telah menyelesaikan
pendidikannya. Tapi yang jauh lebih penting adalah hal-hal setelah wisuda itu
sendiri, mau ke manakah kita? Mencari kerja atau meneruskan kuliah lagi? Sudah
siapkah kita untuk menghadapi dunia kerja? Kata Moy.
Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,
ada baiknya kita flashback ke masa studi kita dulu, berapa buku yang harus kita
baca, berapa makalah kuliah yang harus kita buat, berapa laporan yang harus
kita susun, berapa banyak praktikum yang harus kita jalani, KKN dan PPL (KP)
yang harus kita lalui, berapa sering dan lama kita harus menunggu dosen untuk
bimbingan atau minta tanda tangan, belum lagi ujian pendadaran yang harus kita
ikuti, dan lain sebagainya. Memang harus diakui untuk menjadi seorang sarjana
tidaklah mudah. Namun itu adalah yang terbaik untuk kita sebagai bekal kita di
masa mendatang. Kata Jhon tebai
Masih dalam rangka flashback, selama kita studi
tentu ada yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga
kita bisa terus mengenyam bangku pendidikan. Siapakah mereka? Betul sekali,
mereka adalah kedua orang tua kita. Jangan tanyakan berapa yang harus kita
bayarkan untuk pengorbanan mereka. Doa, cinta, kasih sayang, dan motivasi
ibu/bapak tentunya tidak bisa dirupiahkan. Berapa banyak rupiah yang telah
mereka keluarkan untuk membiayai kuliah kita, perjuangan dan dedikasi mereka
agar si anak tetap bisa mengenyam bangku kuliah sampai akhir, mereka rela hidup
sederhana asalkan setiap bulan bisa mengirim uang untuk anaknya, serta hal-hal
lainnya yang telah mereka berikan dengan tulus dan tanpa meminta imbalan
apapun. Mereka hanya ingin anak mereka menjadi orang yang sukses, yang taraf
kehidupannya lebih baik dari mereka sekarang. Kata PetuCs.
Kembali ke pertanyaan-pertanyaan tersebuat di atas.
Saat prosesi wisuda, tentunya seorang mahasiswa senang sekaligus bangga, tapi
di sisi lain rata-rata mahasiswa bingung ke mana harus mencari kerja, bayangan
pengangguran intelektual di depan mata. Sementara orang tua sudah
mengelontorkan biaya hingga titik penghabisan. Tentuanya orang tua menginginkan
si anak menjadi orang yang bekerja dan mapan, jangan sampai menjadi
pengangguran terdidik. Tetapi kenyataan yang kita lihat di meepago,
penganggurang lebih banyak di banding PNS Kata MethuCs.
Selamat
sukses kaka, saudara, bapak kami selama kami Meeyokaa pendidikan di kampus
tercinta IPDN, kaulah yang menjadi inspirasi bagi kami meeyoka “NAPAPUJADODE” yang
merantau di kota bandung-Jatinangor. karya (PetuCS/LD).