Photo saat Lestarikan Budaya Tentang Emawa. oleh Petrus Pekei
Ada
7 (tujuh) Tipe arsitektur rumah tradisional Suku Mee diantaranya adalah
§ Yame Owa
Secara harafia Yame artinya laki-laki
Owa artinya rumah. Yame Owa artinya (Rumah tinggal laki-laki). Rumah ini
dibangun untuk tempat tinggal laki-laki dalam suatu kampung. Semua bangunan
(Yame Owa) yang di bangun dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.
Fungsi rumah Yame Owa bukan hanya merupakan
suatu tempat tinggal laki-laki. Tetapi dalam rumah ini terjadi berbagai macam
aktivitas yang perlu dilakukan oleh laki-laki secara turun-temurun. Selain
sebagai tempat tinggal laki-laki, Yame owa adalah pusat komunikasi dan
informasi aktual, tempat menyelesaikan persoalan (perang, maskawin), tempat
menyimpang alat-alat perang (panah) pusat pembuatan alat perkebunan dan alat
kesenian. Dan tempat mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan nasehat bagi
semua laki-laki sejak usia 4/5 tahun.
Tidak ada ukuran standar yang diturunkan oleh
nenek moyang. Tetapi dibangun dengan perkiraan atas kebutuhan akan ruang dan
penghuni. Cara menentukan ukuran bangunan adalah dengan mengukur dengan tangan
(jari-jari) atau kaki. Cara lain adalah memperkirakan dengan ukuran tinggi
manusia dengan tinggi bangunan. Ukuran bangunan ini, yang telah dibangun adalah
Panjang ±350cm. Lebar ±300cm. Tinggi lantai ±60cm. Dinding±150-200cm.
Kemiringan Atap ±150-300. Ketinggian atap ±100-130cm.
Bahan bangunan yang dipakai pada Yame Owa
adalah untuk penutup atap menggunakan kulit kayu. Panjang pohon ini
diperkirakan sekitar ±30.000cm-50.000cm. Diameter pohon ini sekitar 30 – 70
centi meter. Ketebalan kulit kayu ini adalah 0,3 cm. Panjang ukuran yang sering
dipakai untuk penutup atap adalah ± 60 - 200 cm. Panjang ini bukan standar yang
dipakai, namun ditentukan serat pohan itu sendiri.
Jenis bahan yang di pakai untuk struktur
bangunan adalah berupa tiang-tiang pancang. Pada dinding bangunan mempunyai
tiga lapisan yaitu lapisan pertama dinding luar mengunakan tiang-tiang, lapisan
kedua kulit kayu dan lapisan ketiga menggunakan papan cincang. Bahan yang
dipakai untuk lantai terdiri dari tiang pondasi panggung, balok induk
(mutaidaa), balok anak (yokaa mutaida), deretan kayu buah yang berukuran kecil
yang di ikat dengan balok anak. (katage). Selanjutnya adalah lapisan paling
atas yaitu kulit pohon kelapa hutan. (tibaa).
§ Yagamo Owa
, secara
harafia kata Yagamo artinya perempuan Owa artinya rumah, Yagamo Owa artinya
(Rumah tinggal perempuan). Fungsi rumah Yagamo Owa bukan hanya merupakan suatu
tempat tinggal bagi perempuan, tetapi dalam rumah ini terjadi berbagai macam
aktivitas yang dilakukan oleh perempuan secara turun-temurun. Selain sebagai
tempat tinggal perempuan, fungsi lain dari Yagamo Owa adalah pusat komunikasi
dan informasi aktual, serta tempat proses belajar bagi anak-anak perempuan.
Tempat menyimpang alat-alat perkebunan (yadokopa), pusat pembuatan alat
penangkap ikan.
Ukuran bangunan Yagamo Owa, adalah panjang
350cm. Lebar 300cm. Tinggi lantai ±60cm. Dinding ±150- 200 cm. Kemiringan atap
±150-300. Ketinggian atap ±100-130cm.
Bahan bangunan yang dipakai pada Yagamo Owa,
untuk penutup atap menggunakan daun pandang dan alang-alang serta beberapa
jenis bahan penutup atap lainnya. Penggunaan jenis bahan penutup atap ini
disesuaikan dengan ketersediaan bahan di sekitarnya. Pada umunya, bahan penutup
atap Yagamo Owa adalah yage dan widime. Kedua jenis bahan ini mampu bertahan
sampai berpuluhan tahun. Secara struktural bangunan, Yagamo Owa hampir sama
dengan Yame Owa. Namun, yang membedakan adalah pada ornamen-ornamen san bahan
yang digunakan.
§ Tii-Daa Bega Owa (Rumah Honai)
secara harafiah tii-da bega owa artinya
sebuah bangunan yang membentuk gunung yang mempunyai ujung yang tajam. Fungsi
bangunan ini adalah dua yaitu difungsikan untuk tempat tinggal laki-laki dan
tempat perempuan. Selain itu fungsi lain adalah tempat menyimpan barang-barang
berharga dari laki-laki ataupun perempuan. Lokasi bangunan ini berada di
kampung-kampung, namun jarang di bangun dengan alasan bahwa rumah honai adalah
rumah adat suku Dani (Wamena). Tetapi ada perbedaan yang dapat dilihat adalah
ketinggian bangunan. Dimana bangunan rumah honai suku mee lebih tinggi dari
pada dani (wamena). Bahan yang digunakan untuk memdirikan banguan ini adalah
sama dengan bangunan lain yang ada di suku mee. Tetapi pada bagian penutup atap
menggunan alang alang. Selain itu pada rangka atap banyak menggunakan kayu
buah. Pada setiap dinding hanya mengunakan satu lapisan dinding. Sehingga pada
malam hari terjadi kedinginan.
Ukuran bangunan ini adalah tinggi lantai
60cm, tinggi dinding 150-200cm, tinggi atap ± 100cm, lebar ± 250-300cm, panjang
± 250- ±300m. Bentuk bangunan ini sama dengan lingkaran dengan besar diameter
±250-300cm.
§ Yuwo Owa
secara harafiah dapat diartikan bahwa Yuwo
artinya pesta Owa artinya rumah, sehingga rumah ini sering disebut rumah pesta
adat suku Mee. Bila dipandang dari segi aktivitas dalam rumah ini, memiliki
banyak “nama”. Aktivitas yang dilakukan pada saat puncak pelaksanaan pesta
adat, sebelum aataupun sesudah sangat berfariasi.
Fungsi bangunan ini adalah pertama, tempat
melakukan jual-beli dengan cara balter dan uang tradisional (kulit kerang).
Kedua, tempat mencari jodoh, saat melakukan pesta adat laki-laki dan perempuan
saling tukar gelang atau kalung sebagai tanda ungkapan cinta. Ketiga, tempat
hiburan malam. Satu minggu satu kali mereka tentuykan sebagai malam hiburan,
untuk mengekspresikan seni tari maupun seni suara dalam rumah ini. Untul
mendirikan rumah ini perlu pertingan secara matang. Bangunan ini adalah
bangunan yang paling besar yang dibangnun oleh suku Mee.
Ukuran bangunan ini adalah tinggi lantai
±40cm, tinggi dinding ±200cm, tinggi atap 150cm, lebar bangunan 1.300cm,
panjang bangunan ± 2.100cm.
Bahan yang digunakan untuk mendirikan
bangunan ini adalah sama dengan bahan bangunan lainya. Tetapi pada bagian
penutup atap menggunakan daun pandang. Selain itu pada rangka atap banyak
menggunakan tiang-tiang. Pada setiap dinding hanya mengunakan satu lapisan
dinding (papan cincang). Sehingga pada malam hari terjadi kedinginan. Bentuk
banguan ini sama dengan lain yaitu persegi empat.
§ Daba Owa (Rumah Pondok)
secara harafia kata Daba artinya Daba kecil
Owa artinya rumah, Daba Owa artinya (Rumah pomdok kecil). Rumah pondok di
bangun di kebun hutan.
Fungsi rumah Daba Owa bukan hanya merupakan
suatu tempat istirahat pada siang hari, tetapi dalam rumah ini terdapat banyak
fungsi yang meliputi pertama, tempat masak-masak hasil kebun. Kedua, tempat
menyimpan kampak/ parang, alat-alat perkebunan, dan alat-alat perburuan.
Ketiga, tempat berlindung dari hujan dan panas sinar matahari. Keempat, tempat
menjaga binatang liar agar tidak mencungkil tanaman.
Ukuran bangunan Daba Owa, adalah panjang
±250cm. Lebar ±200cm. Tinggi dinding ±150-200cm. Kemiringan atap ± 150-300.
Ketinggian atap ± 100-130cm.
Bahan bangunan yang dipakai pada Daba Owa,
untuk penutup atap menggunakan daun pandang,alang-alang dan kulit kayu.
Penggunaan jenis bahan penutup atap ini disesuaikan dengan ketersediaan bahan
di sekitarnya. Secara struktural bangunan, Daba Owa tidak sebanyak lapisan
seperti Yame Owa dan Yagamo Owa. Struktur dinding Daba Owa hanya satu lapisan.
Deretan tiang-tiang yang membentuk dingding ini, juga berfungsi sebagai
struktur utama bangunan ini.
§ Ekina Owa (Kandang Babi)
Babi merupkan jenis binatang piaraan yang
sangat berharga dalam kehidupan suku Mee. Sehingga untuk menjaga agar babi itu
tetap hidup dalam kandang yang aman dan nyaman maka dibangun sebuah rumah
(kandang) sendiri. Bagi orang Mee babi merupakan salah satu penentu status
sosial dalam kehidupan masyarakat, yang sering disebut tonawi. Seseorang bisa
dikatakan tonawi karena dia memiliki kekayaan (babi banyak) dan mempunyai istri
yang banyak serta mempunyai atau mengetahui hal-hal mistik.
Fungsi rumah ini adalah tempat tinggal/
kandang babi. Menurut cerita mitos, manusia (orang mee), hidup bersama dengan
ekina dalam satu rumah. Sekarang lokasi rumah ini berada di pingir atau di
dekat rumah laki-laki atau perempuan. Jarak antara rumah tinggal dengan ekina
owa di batasi oleh pagar (wee eda). Ukuran bangunan ini adalah sekitar 1-2
meter, ukuran ini sangat berfariasi. Dan di tentukan oleh jumlah babi yang di
milikinya.
Bentuk bangunan ini sama dengan bentuk-bentuk
bangunan lain, yaitu persegi empat. Pada atap bangunan menggunan bentuk atap
pelana, tetapi hanya sebagian.
Bahan-bahan yang di pakai untuk membangun
rumah ini meliputi untuk struktur utama dan pendukung adalah kayu. Bahan
penutup atap adalah kulit kayu dan alang-alang. Untuk pengikat antara struktur
utama, pendukung maupun penutup adalah rotan dan beberapa jenis tali.
§ Bedo Owa (Kandang Ayam).
Orang Mee sampai saat ini meyakini bahwa ayam
merupakang binatang piarahan pendantang, karana belum terdapat di daerah
Paniai. Namun demikian, pada saat ini yaitu sekitar tahun 1970-an ayam
dipelihara sebagai salah pemberi protein bagi tubuh manusia. Ayam hadir di
daerah atas bantuan pemerintah dan di bawah dari luar daerah ini.
Sesuai dengan nama rumah ini, fungsinya
adalah kandang ayam. Dalam rumah ini orang Mee memelihara ayam. Ayam-ayam akan
tinggal dalam rumah ini hanya pada malam hari. Karena pada siang hari ayam-ayam
tersebut berkliharaan di pinggir rumah atau kebun dekat ruamh tinggal. Sistem
pemeliaraan ini memberikan kesempatan pada burung-burung pemakan daging
misalnya elang untuk membunuh anak ayam.
Saat ini orang Mee mengetahui dan membedahkan
bagaimana mendirikan sebuah rumah untuk kandang ayam ataupun bebek, atau jenis
binatang piaraan lainya. Akan tetapi sampai saat ini belum mengenal cara dan
sistem pemeliharaan yang baik dan benar.
Bentuk bangunan ini sama dengan bentuk-bentuk
bangunan lain, yaitu persegi empat. Pada atap bangunan menggunan bentuk atap
pelana, tetapi hanya sebagian. Ukuran kandang ayam ini, memiliki panjang
±200cm, lebar ±200cm.
Bahan-bahan yang di pakai untuk membangun
rumah ini meliputi untuk struktur utama dan pendukung adalah kayu. Bahan
penutup atap adalah kulit kayu dan alang-alang. Untuk pengikat antara struktur
utama, pendukung maupun penutup adalah rotan dan beberapa jenis tali. karya: (PetuCs/LD)